Subang givalnews.com – Kasus Demam Berdarah (DBD) ditemukan di Desa Jatiragas Hilir Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang, langsung direspon cepat dengan melakukan pengasapan atau fogging yang dilakukan oleh tim fogging Dinas Kesehatan Kabupaten Subang didampingi pihak Puskesmas Patokbeusi.
Untuk diketahui Peralihan musim dari hujan ke kemarau meningkatkan risiko penyebaran nyamuk Aedes aegypti, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
Salah satu kasus terbaru terjadi di SDN Panggipukan , di mana dua siswa dilaporkan positif DBD.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Sekolah SDN Panggipukan bersama Ketua Komite Sekolah H.Encep Hasan Basri, melapor ke Puskesmas Patokbeusi.
Sehingga Petugas pun melakukan tindakan cepat dengan pengasapan (fogging) pertama dilingkungan sekolah terdiri dari Sekolah SDN Panggipukan,RA,MDTA,dan lingkungan warga RT 13, lingkungan warga RT 15 Dusun Cibanteng termasuk SDN Karokrok juga SMP 2 patokbeusi.
Tidak mengganggu kegiatan belajar karena dilakukan pagi hari usai makan Gratis.
Fogging dilakukan menyeluruh di dalam dan sekitar rumah warga, pekarangan hingga titik-titik potensial berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama penularan DBD.
Selain pengasapan, petugas juga melakukan edukasi langsung kepada warga.
Mereka mengingatkan pentingnya penerapan gerakan 3M Plus dengan menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Kepala Puskesmas Patokbeusi Dr.Hendra mengatakan pencegahan DBD harus dimulai dari kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat.
“Fogging hanyalah salah satu metode pengendalian.
Yang jauh lebih penting adalah kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan.
Jika sarang nyamuk tidak diberantas, potensi penularan akan tetap tinggi,” ujarnya.
Dr Hendra menjelaskan nyamuk Aedes aegypti umumnya berkembang di tempat-tempat tergenang air bersih yang tidak terpantau, seperti bak mandi, pot bunga dan kaleng bekas.
Oleh karena itu, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri sangat krusial dalam memutus siklus hidup nyamuk.
“Kami menghimbau masyarakat Kecamatan Patokbeusi terutama di Desa Jatiragas Hilir .
Jangan tunggu ada korban dulu baru bertindak.
Upaya pencegahan lebih efektif daripada pengobatan,” imbuhnya.
“Kami sudah menginstruksikan seluruh pegawai puskesmas patokbeusi untuk proaktif melakukan pemantauan wilayah dan segera menindaklanjuti jika ditemukan kasus DBD.
Kolaborasi lintas sektor dan peran serta masyarakat adalah kunci pengendalian wabah.
Ditempat yang sama Camat Patokbeusi Aep Saepudin Sobandi didampingi Kapolsek Patokbeusi Kompol Anton Indra Gunawan bahwa pelaksanaan fogging ini merupakan bentuk kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kesehatan Masyarakat.
Pihak Camat dan Polsek juga Koramil siap mendukung penuh kegiatan kemanusiaan yang bertujuan melindungi warga dari ancaman penyakit menular.
“Kami bersama Muspika Patokbeusi juga Puskesmas, dan pemerintah desa berupaya agar langkah penanggulangan ini segera memutus rantai penyebaran DBD di wilayah Dusun Cibanteng Desa Jatiragas Hilir.
Harapannya, kegiatan fogging ini bisa memberi dampak nyata bagi kesehatan warga,” ujar Camat Patokbeusi.(Uta)